Emosi Dalam Kehidupan

Rabu, 28 November 2018

*EMOSI*

*Emosi pria mempengaruhi karirnya.*

*Emosi wanita mempengaruhi pernikahannya.*

Setiap hari bacalah artikel ini sekali.
Perlahan diri anda akan berubah.

*Di Thailand* ada orang legendaris bernama *Mr. Bai*, berkata:
*_"Asalkan bisa mengatur emosi dengan baik, maka hal-hal duniawi pun akan lancar."_*

Banyak orang berkonsultasi tentang kelancaran masa depan bisnisnya, rumah tangganya, anak-anaknya, atau pernikahannya. Saya hanya menjawab dengan satu pertanyaan, *"Bagaimana dengan emosi anda, baik atau tidak?".*

Sepanjang hidupnya manusia selalu belajar bagaimana "menjadi orang".
Ini adalah materi pelajaran seumur hidup yang tidak ada istilah kelulusan. Tidak peduli kaum ilmuwan, petani, pekerja, maupun pedagang, semuanya sama. *"Asalkan mau belajar, pasti akan maju."*

*Beberapa pelajaran dalam hidup:*

*1. Belajar meminta maaf.*
Seringkali manusia tidak mau mengakui kesalahannya, menganggap semuanya adalah kesalahan orang lain, dan dirinya sendiri yang benar. Sebenarnya "tidak bisa mengakui kesalahan" merupakan suatu kesalahan. Kita harus bisa meminta maaf kepada orang tua, rekan kerja, masyarakat, bahkan kepada anak-anak dan musuh kita. Meminta maaf tidak akan membuat kita kekurangan apapun, malahan bisa menunjukkan kelapangan hati kita.
"Belajar meminta maaf adalah hal yang baik dan merupakan suatu bentuk pelatihan diri."

*2. Belajar kelembutan hati.*
Gigi kita keras, namun lidah kita lembut. Saat kita menua, gigi akan tanggal, sedangkan lidah kita tetap ada. Jadi kita harus bisa lembut, barulah bisa panjang umur. Sifat keras hati malah merugikan diri kita. Hati yang lembut merupakan pencapaian besar dalam hidup manusia. Orang yang keras kepala biasanya dijuluki berhati dingin, sifatnya dingin, atau hatinya keras seperti besi.
Jika kita bisa mengatur nafas, mengatur postur tubuh, dan mengatur hati kita, ibarat kita menenangkan kuda liar atau monyet liar supaya jinak, maka hidup kita akan lebih bahagia dan panjang umur.

*3. Belajar menahan diri.*
Dalam hidup ini, jika kita bisa "menahan emosi, badai dan ombak pun akan reda".

*"Mundur selangkah, melihat langit dan laut masih luas" (tiada masalah).*

Dengan menahan diri, semua masalah bisa dibereskan. Menahan diri berarti bisa memakai kebijaksanaan untuk mengatur dan mengubah masalah besar menjadi masalah kecil, dan masalah kecil menjadi tiada masalah. Jika kita mau hidup dengan damai, kita harus bisa menahan diri terhadap kebaikan dan keburukan dunia dan masyarakat serta gosip-gosip di masyarakat. Bahkan kita bisa menerimanya *(memakluminya).*

*4. Belajar berkomunikasi.*
Kurangnya komunikasi bisa menimbulkan gosip, perselisihan, dan kesalahpahaman. Hal terpenting dalam hidup bermasyarakat adalah bisa berkomunikasi dengan baik, saling memahami, toleransi, saling membantu. Kita semua adalah saudara, jika selalu bertikai dan miskomunikasi, maka tidak akan bisa hidup berdampingan dengan damai.

*5. Belajar melepas (tidak melekat).*
Hidup kita ibarat sebuah koper, yang diangkat saat perlu dan ditaruh saat tidak perlu.
Saat harus melepas, jika kita malah melekatinya, maka seperti mengangkat koper yang berat dan tidak bisa bebas leluasa.
*Hidup manusia ada batasnya.*
Belajar mengakui kesalahan, menghargai orang lain, dan memaklumi orang lain, barulah kita bisa diterima oleh orang lain. Belajar melepas barulah kita bisa bebas leluasa.

*6. Belajar merasa terharu.*
Saat melihat kebaikan orang lain, kita merasa senang melihat orang baik dan hal-hal baik, dan kita merasa terharu. Bisa merasa terharu adalah suatu bentuk kasih sayang. Dalam hidup banyak hal dan kata-kata yang bisa membuat kita terharu. Jadi kita pun harus berusaha supaya bisa membuat orang lain terharu (dengan berbuat hal-hal baik dan berkata-kata baik).

*7. Belajar bertahan hidup.*
Untuk bertahan hidup, kita harus menjaga kesehatan. Tubuh sehat tidak hanya menguntungkan diri sendiri, tetapi juga membuat teman dan keluarga kita merasa tenang. Menjaga kesehatan juga merupakan suatu bentuk bakti kepada orang tua.

Selamat menjalani hidup ini dgn sepenuh kebahagiaan.....

Tetaplah menjadi Baik sampai Akhir hayat.

PEMENANG KEHIDUPAN

*PEMENANG KEHIDUPAN*

Suatu hari, dua org sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut.

Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu.

Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan BERSIKAP SOPAN kepada penjual itu.

Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei....kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”

Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? KITALAH SANG PENENTU ATAS KEHIDUPAN KITA, bukan orang lain.”

“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.

“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita.

Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal KITALAH YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS DIRI SENDIRI.”

Memang seringkali.......,
tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi.

Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi.
Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.

Mari kita renungkan....
Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu?

JAGA SUASANA HATI.
jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak!

Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.

“PEMENANG KEHIDUPAN” adalah

⭐ Orang yang tetap sejuk di tempat yang panas,

⭐ Yang tetap manis di tempat yang sangat pahit,

⭐ Yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar,

⭐ Serta yang tetap tenang di tengah badai yang paling hebat....

⭐ Yang selalu bersyukur atas nikmat-Nya

⭐ Yang selalu ikhlas dalam ibadah

⭐ Dan yang selalu sabar disetiap cobaan dan ujian-Nya.

Semangat Beraktifitas ......
Semangat Menggapai Ridho ILAHI
Semoga kita menjadi salah satu pemenang kehidupan ...

Semoga kita bisa terus istiqomah senantiasa bertutur, berfikir dan berbuat yg baik, beribadah dg penuh keikhlasan berharap Ridho Allaah.

*_Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat._*

*Robbana Taqobbal Minna*
Yaa Allaah terimalah dari kami (amalan kami), Aamiin x3 ya robbal aalamiin

Hakekat Maulid Nabi

Kamis, 22 November 2018

Hakekat Maulid Nabi

Maulid Nabi adalah Memperingati Hari lahirnya Nabi muhammad saw. Jika kita artikan secara hakekat maka

Hakekat maulid nabi adalah Memperingati hari  lahirnya hakekat diri kita. Asal usul diri kita hakekat  diri kita yg sejati hakekat nur yg terpancar dari allah swt

Hakekat diri kita adalah ruh dan jasad adalah kasingnya atau pakainnya. Ruh manusia adalah pancaran nur muhammad


Allah SwT berfirman : “Jika bukan karena engkau (Muhammad) tidak akan Kuciptakan alam semesta ini” Hadits Qudsi
Jika bukan karena cinta Allah SwT kepada Muhammad Saw, al-Insan al-Kamil, niscaya takkan tercipta seluruh maujud di alam semesta ini.

Hakekat Ruh manusia itu semuanya dari pancaran Nur Muhammad dan Nur Muhammad itu adalah tajalli atau pancaran dari Allah Swt.

Dalam sebuah hadits yang terkenal di kalangan sufi disebutkan bahwa Nabi bersabda, “ Ana Abal Arwah wa Adam Abal Basyar”. Artinya Aku adalah bapak segala ruh, sedangkan Nabi Adam adalah adalah bapak segala manusia.

Jadi setiap ruh yang ada di dalam setiap manusia itu adalah berasal dari Nur Muhammad, oleh karena itu Allah sangat memulyakan setiap manusia tanpa membedakan agama dan suku bangsanya:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” [Qs. Al-Isra’:70]

Oleh karena itu Setiap kita memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw., itu sama juga dengan memperingati hakekat asal usul diri kita, agar mengingatkan siapa hakekat kita yang sebenarnya. Sehingga kita mengumpulkan bekal yang cukup, agar kita bisa pulang ke asal usulnya

yaitu Innalillahi wa inna ilaihi rajiun artinya "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali."